Agrowisata Gula Lempeng, Gula Semut dan Gula air di Desa Tualima, Kecamatan Rote Barat Laut Kabupaten Rote Ndao NTT
Desa Tualima, yang terletak di Kecamatan Rote Barat Laut, Kabupaten Rote Ndao, dikenal sebagai salah satu sentra produksi gula lontar di Provinsi Nusa Tenggara Timur. Berdasarkan obrolan Atalomba.com dengan beberapa masyarakat desa Tualima mereka mengatakan bahwa secara turun-temurun mereka sudah mengolah nira dari pohon lontar menjadi berbagai produk gula, seperti gula lempeng, gula semut, dan gula air.
Mantan Kepala Desa Tualima Olfianus Johan Naluk, yang ditemui media ini di kompleks Rumah Tuju, mengatakan bahwa, potensi Desa Tualima yang pertama adalah Pertanian dan Perkebunan. Hasil Perkebunan Unggulan adalah Lontar. Desa Tualima dikenal dengan perkebunan lontarnya. Tanaman Lontar bisa dimanfaatkan untuk berbagai produk, seperti Gula Lempeng, Gula Semut dan Gula gula air. Pohon Lontar ini mulai dari batang Pohon hingga daun semuanya berguna. Tambah Bapak Olan sapaan akrabnya.
Proses Produksi Gula Lontar di Desa Tualima:
-
Penyadapan Nira: Nira disadap dari bunga pohon lontar yang kemudian dikumpulkan dalam wadah khusus.
-
Penyaringan: Nira yang telah dikumpulkan disaring untuk memisahkan kotoran seperti ranting, daun, atau serangga.
-
Pemanasan: Nira yang bersih kemudian dimasak hingga mencapai konsistensi tertentu.
-
Pembentukan Gula:
-
Gula Lempeng: Nira kental dituangkan ke cetakan dan dibiarkan mengeras.
-
Gula Semut: Nira yang dimasak diaduk hingga membentuk butiran halus seperti pasir.
-
Gula Air: Nira dimasak hingga mencapai konsistensi sirup kental.
-
Kepala Desa Tualima, Defri A talomanafe yang juga ditemui media ini mengatakan, Agrowisata Gula Merah di Desa Tualima, selain sebagai produsen gula lontar, Desa Tualima juga mengembangkan agrowisata yang menawarkan pengalaman edukatif mengenai proses pembuatan gula merah dari nira lontar. Wisatawan dapat melihat langsung tahapan produksi, mulai dari penyadapan hingga produk akhir, serta mencicipi berbagai jenis gula yang dihasilkan.
Kades Defri menambakan, bahwa ada tantangan dalam pengembangan. Meskipun kami memiliki potensi besar, industri gula lontar di Desa Tualima, kami menghadapi beberapa tantangan, seperti keterbatasan alat dan mesin produksi yang memadai. beberapa penelitian menunjukkan perlunya pengembangan peralatan yang sesuai untuk meningkatkan efisiensi dan kualitas produk gula semut lontar di skala rumah tangga. Upaya pengembangan ini diharapkan dapat meningkatkan kapasitas produksi dan membuka peluang ekspor bagi produk gula lontar dari Desa Tualima.
Lebih lanjut Kades Defri menjelaskan bahwa, Desa Tualima menyambut baik dengan adanya Program Satu Desa Satu Produk atau One Village One Produk (OVOP) yang digagas Gubernur NTT Melki Laka Lena dan Wakil Gubernur NTT Johni Asadoma (Melki-Johni) bakal membawa Produk UMKM Lokal NTT ke Level Dunia dan ditambah Lagi dengan Program Nasional Koperasi Merah Putih untuk masing-masing Desa Se-Indonesia yang digagas lansung oleh Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka. Mengingat Desa Tualima kaya akan potensi yang selama ini belum sepenuhnya tersentu, maka kami akan menerima program-program ini dan kami siap menjadi desa pertama sebagai desa contoh di Kabupaten Rote Ndao. Tutup Kepala Desa yang berjiwa muda ini. (AL/Irminus Deni)