PMKRI Cabang Ende ST. Yohanes Don Bosco Gelar MPAB, Cetak Kader Muda Berjiwa Kristiani dan Nasionalis
Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI) Cabang Ende ST. Yohanes Don Bosco menggelar Masa Penerimaan Anggota Baru (MPAB) sebagai langkah awal dalam membentuk kader-kader muda yang berintegritas, berwawasan kritis, dan memiliki semangat nasionalisme.
Kegiatan yang berlangsung di CIJ Leven Youth Camp Boatue Desa Bidoa Kecamatan Nangaroro Kabupaten Nagekeo ini dibuka secara resmi oleh Irminus Deni perwakilan Senior Alumni, serta dihadiri oleh sejumlah pengurus PMKRI, senior, dan anggota aktif. MPAB kali ini mengangkat tema ” Internalisasi Nilai-Nilai Ke-PMKRI-an Dengan Spirit Militansi Untuk Membentuk Identitas Kader”, yang menekankan pentingnya peran mahasiswa Katolik dalam membangun bangsa dan gereja.
Dalam sambutannya, Ketua Presidium PMKRI Cabang Ende ST. Yohanes Don Bosco, Marselinus Erlan Leu, menyampaikan bahwa MPAB bukan sekadar ajang penerimaan anggota baru, tetapi juga sarana pembentukan karakter dan pemahaman nilai-nilai kebangsaan serta ajaran sosial gereja.
“PMKRI hadir sebagai wadah pembinaan bagi mahasiswa Katolik untuk menjadi pribadi yang cerdas, kritis, dan peduli terhadap kondisi sosial-politik bangsa. Melalui MPAB, kita ingin mencetak kader-kader yang siap berjuang demi keadilan dan kebenaran,” ujar Erlan sapaan akrabnya.
MPAB PMKRI akan berlangsung selama empat hari dengan berbagai rangkaian kegiatan, seperti sesi pengenalan organisasi, diskusi kebangsaan, refleksi spiritual, dan dinamika kelompok. Peserta juga akan mendapatkan materi dari para pemateri yang kompeten di bidangnya.
Sementara itu yang mewakili senior alumni Irminus Deni dalam sambutannya menyampaikan bahwa Kegiatan MPAB PMKRI ini diharapkan dapat melahirkan kader-kader baru yang mampu menghidupi nilai Kristianitas, Intelektualitas, dan Fraternitas, serta berkontribusi secara nyata bagi masyarakat dan bangsa.
Hadir di tengah-tengah kalian hari ini, saya merasa bangga sekaligus terharu. Bangga karena melihat wajah-wajah muda yang siap ditempa dalam wadah PMKRI, dan terharu karena saya menyadari bahwa perjuangan ini masih terus berlanjut di tangan kalian.
Deni menambahkan, bahwa. PMKRI bukan sekadar organisasi biasa. PMKRI adalah kawah candradimuka bagi mahasiswa Katolik yang ingin berproses menjadi pribadi yang militan, kritis, dan berdaya juang tinggi. Militansi yang saya maksud bukan sekadar loyalitas buta, tetapi keberanian untuk terus belajar, bersuara, dan bertindak dalam setiap kondisi sosial yang kita hadapi.
Di PMKRI, kita diajarkan untuk berpikir secara kritis, memahami ajaran sosial gereja, serta memiliki keberpihakan yang jelas terhadap kaum kecil, lemah, miskin, tertindas, dan difabel. Namun, semua itu tidak akan berarti tanpa militansi—tanpa keberanian untuk bertahan dalam badai dan tetap berjuang meski menghadapi tantangan.
Ingatlah bahwa kalian bukan hanya sedang bergabung dengan organisasi, tetapi sedang mengambil bagian dalam sebuah perjuangan panjang. Jangan ragu untuk belajar, jangan takut untuk bersuara, dan jangan lelah untuk berjuang.
Sebagai alumni, kami tidak lagi berdiri di garis depan seperti kalian, tetapi kami selalu ada untuk mendukung, membimbing, dan memastikan bahwa PMKRI terus melahirkan kader-kader terbaik untuk bangsa dan gereja.
Akhir kata, selamat berproses! Mari terus hidupkan nilai Kristianitas, Intelektualitas, dan Fraternitas dalam setiap langkah kita. Hidup Mahasiswa! Hidup Rakyat Indonesia! Hidup PMKRI! Tegas Deni. (AL/ID)