Hama Layu Fusarium Pada Tanaman Pisang di Keo Tengah Kabupaten Nagekeo
![pisang](https://atalomba.com/wp-content/uploads/2023/09/WhatsApp-Image-2023-09-13-at-20.31.27-1-1024x770.jpeg)
AL. Nagekeo
Merebaknya hama Layu Fusarium pada ratusan tanaman Pisang di beberapa wilayah Desa pesisir pantai Selatan Kabupaten Nagekeo meresahkan para petani. Dalam pantauan media Ata lomba.com, banyak petani yang terpaksa harus memusnahkan tanaman pisang mereka karena tidak bisa dipanen. Padahal, bagi mereka, pisang merupakan salah satu komoditas utama selain kelapa dan beberapa tanaman cengkeh ataupun coklat yang menunjang pendapatan ekonomi mereka.
Layu Fusarium merupakan penyakit yang disebabkan oleh cendawan Fusarium Oxysporum f.sp.Cubense (FOC). Di pulau Flores, Layu Fusarium sendiri sebenarnya sudah tersebar di beberapa wilayah Kabupaten Manggarai Timur dan Kabupaten Ngada. Tanaman pisang yang daunnya nampak menguning sebelum saatnya sudah dipastikan telah terserang hama tersebut. Proses penyebarannyapun sangat cepat sehingga ketika di salah satu wilayah telah terdampak, kemungkinan penyebarannyapun sangat besar. Buah pisang yang sudah terserang hama tersebut akan kelihatan berair den menghitam sehingga tidak bisa dikonsumsi.
Tidak bisa dinafikan, banyak aspek kehidupan petani yang bergantung dari hasil penjualan pisang-pisang tersebut. Selain itu, bagi para petani, pisang juga merupakan tanaman konsumsi utama selain beras. Batang pisang juga merupakan salah satu bahan yang digunakan untuk pakan ternak babi. Sudah bisa dipastikan bahwa hama ini benar-benar berdampak serius terhadap beberapa aspek kehidupan masyarakat.
Sekretaris Desa Witurombaua Kecamatan Keo Tengah Sakarias Ndiwa ketika dikonfirmasi oleh media ini di Ende Sabtu 17 September 2023 mengatakan bahwa sampai hari ini pihak dari Pemerintah Desa belum ada pendataan kerugian yang dialami petani.
Ia mendambahkan bahwa dalam waktu dekat Pemerintah Desa Witurombaua akan melakukan pendataan dan akan melaporkan kasus Hama Pisang ini ke Dinas terkait di Nagekeo.
Sementara itu, Petani pisang asal Desa Witurombaua Martinus Guru mengatakan, dengan besarnya resiko yang terjadi akibat layu fusarium pada tanaman pisang ini tentu tidak salah juga kita melihat ini sebagai suatu bencana ekonomi. Berdasarkan realitas yang terjadi dilapangan masyarakat sangat berharap pemerintah dapat membantu meringankan beban masyarakat. Naiknya harga kebutuhan pokok akhir-akhir ini tidak diimbangi juga dengan harga komoditas pertanian.
Ditambah lagi dengan banyaknya pisang yang tidak bisa dipasarkan tentu saja membuat pendapatan petani sangat menurun. Perhatian serius pemerintah baik di tingkat desa maupun pemerintah daerah setidaknya mampu meringankan beban ekonomi masyarakat petani ditengah kenaikan harga barang kebutuhan yang semakin hari semakin tinggi. Pengadaan pasar murah mungkin menjadi salah satu alternatif yang baik agar para petani dapat terbantu. (AL/Kese)